Waktu begitu cepat dan tak terasa, semuanya seakan instant. Kepergian Mama serasa mimpi yang tidak ingin memiliki akhirnya. Mama adalah sosok yang penuh dengan kebaikan hati dan kehangatan. Kasih sayang Mama benar-benar sudah hilang. Tak ada lagi yang akan memanggil Kakak, sudah dimana? Kak, kapan pulang? kak, ingat belikan mama ini itu dan yang lainnya, kak, hari ini kegiatan apa? kak, sudah makan belum ? kak pulang dulu, makan sebentar. Mama buatkan soto/opor/ada daging goreng dan sebagainnya. Namun sudahlah, itu semua memang hanya bersifat sementara. Mama sudah pergi jauh, dan tak akan kembali lagi, mama hanya akan melihat kami dari jauh, dari ketinggian bersama Tuhan Yesus.
Mama, sudah senang, damai, dan penuh sukacita. Sudah tidak akan ada lagi yang akan dipikirkan, mama bebas, mama selalu gembira. Namun, bagaimana dengan kami yang ditinggal? sepenuhnya pikiran dan hati ini masih kacau. Terlihat diluar sedang dalam keadaan baik. Namun hancur semuanya, belum mau menerima dan belum siap. Ini semua bukan hal yang mudah, semua terasa sulit dan seakan-akan hampir stress. Merasakan penuh dengan pemikiran-pemikiran yang aneh tentang kehidupan dan kematian. Memikirkan semuanya membuat hati semakin kacau, dan tak ingin untuk terulang lagi. Tangis hanya akan membuat kesakitan sementara, bersedih hanya akan membuat tak berdaya. Normal bukan?
Hari-hari masih sangat amat terasa sulit. Apalagi, yah ketahuilah tanpa Mama. Bagaimana rasanya? Hampa, kosong, hening, kelut, rasa tak karuan, lebih-lebih hancur tak terbayangkan.
Hari-hari dijalani begitu saja, berusaha menjadi seperti yang mama harapkan, berusaha melakukan semua perjalanan kehidupan ini seadanya, seperti yang mama bilang harus terus bersyukur. Jangan lupa itu kakak !
Hari-hari berat, karena setiap bangun yang duluan tersentuh diingatan adalah mama. Pagi-pagi sebelum ke sekolah mama harus membuat kue, menyiapkan makanan, barulah menuju ke sekolah untuk mengajar. Semuanya terasa cepat, karena belum sempat bantu mama, belum sempat bangun lebih duluan dari mama, dan terakhir mama sudah pergi duluan. Tidak hanya hati yang hancur, badan ini pun remuk tercacah tak terarah.
Ingin sekali menangis lepas dipelukkan mama, bercerita lagi dengan mama, mama adalah pendengar yang luar biasa baik dan pastinya pengertian. Sulit sekali sampai saat ini untuk menerima semuanya. Kadang rasanya lemah, tapi dikuatin. Rasanya berat, tapi di buat happy. Rasanya ingin sekali diam dan terus untuk mengenang mama, tapi harus menerima keadaan dan kenyataan.
*air mata pasti jatuh, dan akhirnya menangis sejadi-jadinya. Terus luka, dan tak akan pernah sembuh.
SELAMAT JALAN, MAMA PUR TERSAYANG